Khutbah Jumat :Bulan Syawal

Alhamdulillah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Bersyukur, Walau Penenku tidak sesuai harapan

       

          Kecamatan bayan hijau warnamu, biru langitmu, dan yang terdiri dari beberapa desa kecil diantranya; desa anyar, desa bayan, karang bajo, loloan, mumbul sari, sambik elen, senaru dan sukadana. Semua penduduk desa hampir mata pencariannya adalah bertani, bahkan berbagai profesi lainnya disela-sela waktunya mereka meyempatkan untuk bertani begitulah gambaran begitu maraknya dan bahagianya sebagai petani di desa ini. Alfakir akan sedikit memberikan gambaran dan suasana bertani pada musim ini. Saat sekarang ada beberapa tananam yang manjadi harapan petani  diantaranya bawang, kacang, jangung, dan ada beberpa yang menanam padi, dan itu semua alasan para petani melihat di tahun sebelumnya hampir semua mendapatkan hasil yang lebih dari cukup yang memberikan rasa nyaman dalam melaksanakan penghambaan kepada sang kholik, maka dari bisa memantik para petani murni dan hanya sampingan yang mempunyai profesi lainnya. Wal hasil semua bershusnudzon akan ada campur tangan Allah dan yakin seyakin yakinnya akan janji Allah akan rizki hambanya. Setelah selesai dalam proses tanam menanam maka disinilah terlihat orang-orang yang sungguh dalam mengurusi tanamanya, dan pastinya semua petani sangatlah sungguh dalam megurusi tanamannya, namun hasil baik dan tidak belum pasti karena poreses dari pembibitan sampai penanamannya kita yang tentukan dan keadaan sekitar, cuaca dan tentunya masalah rezki Allah lah yang atur. Faktanya beberapa petani pada saat sekarang ada yang masuk dalam kategori orang beruntung dan kurang beruntung, karena banyak dari petani kacang yang hasil panennya hanya terlihat pohonnya yang tumbuh subur namun yang berisi hanya beberapa pohon dan bahkan tak sedikit yang hanya akar pancarnya saja, dan belum juga petani bawang masih belum tenang akan gangguan hama dan cuaca yang terlalu deras pada saat baru menanam yang mengakibatkan tak semua bibit tananaman tumbuh merata dan tentunya memberikan efek pada hasil panen. Belum harga yang berfariasi yang  cenderung menurun di beberapa tempat, tentu semua ini menjadi tantangan atau masalah bagi para petani.

       Maka dari itu beberapa hal diatas jika tidak di pandang dengan kaca mata Ilahi bahwa Dia yang menghidupkan segala sesuatu, Dia yang memberikan jatah setiap hamba maka kita akan hanyut dalam ke su'udzonan menganggap bahwa ketidak adilan sang maha pencipta, tentu itu semua tidak di benarkan, maka kita pandang itu sebagai bentuk ujian, pelajaran, bahwa itu semua ada hikmahnya ketika kita sudah sungguh  dalam menghidupkan bumi Allah ini dengan aturannnya toh juga masih belum sampai pada hasil panen yang di harapkan apalagi kurang diurus, kurang syukur, bahkan tidak diharapkan tentu hasilnya sangat tidak sampai pada hasil panen yang sehat sperti yang kita harapkan. Maka sekali lagi terkait ketidak suburan hasil penen yang kita petik pada saat sekarang ini, kita senantiasa terus bersyukur dan sabar, kita kedepannya harus merancang kembali target hasil panen, mempersiapkannya dengan sebaik mungkin dan tunduk pada perintah dan larangan-Nya karena dimana ada ketundukan terhadap-Nyadengan kafah(sempurna/menyeluruh) serta selalu bershusnudzon akan ujian, kita akan dijanjikan kabaikan-kebaikan, rizki-rizki yang tidak terduga dikemudian hari, amin allahumma aamiin. Wallu a'lam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

malam haflah

 Mua bilang apa ya🤔.....

Apa ukuran kebahagiaan bagi manusia? Mungkin sangat beragam jawabannya. Ada yang bahagia itu karena cita-citanya terwujud, kaya punya banyak uang, punya gelar sepanjang nama, jabatan dan pangkat dimana-mana, banyak disukai wanita/pria, macam-macam ukuran kebahagiaan dengan versi masing-masing individu. Tidak salah, wajar saja kita bahagia ketika meraih itu semua. Tapi apakah kebahagiaan ini sudah diletakkan pada tempatnya? Semua orang bebas merasakan apapun, termasuk menginterpretasikan kebahagiaan masing-masing. Tapi apakah itu makna atau hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya? Tentu bukan y, makna kebahagiaan yang sangat fundamental dan filosofis. Yakni kebahagiaan spiritual yang sampai kepada Pemilik dan Pemberi kebahagiaan. Dia yang Maha Pengasih dan Penyayang. Cara meraih dan merasakannya bermacam-macam. Salah satunya melalui sahabat yang mengingatkan kita pada kebaikan dan pentingnya memaknai setiap proses dalam segala apapun walaupun sekecil apapun. Termasuk proses sampai disini.

Dulu,pernah ingin mundur selangkah saja. Namun, langkah itu justru malah selangkah maju dan terus melangkah, pada akhirnya sampai pada titik mlm ini.

Finally Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

PESAN PESAN LIBUR (K.H. ABDUL KARIM ABDUL GHOFUR) NURUL BAYAN

       

Pesan-pesan liburan, K.H. Abdul Karim Abdul Ghofur

         Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya milik-Nya dan selawat serta salam hanya tercurahkan kedapa putra terbaik, Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapat syafaatnya, amin. Pada kesempatan ini alfakir sedikit engalng kembali pesan -pesan bapak pimpinan di malam Haflah 2021. beliau akan menyampaikan beberapa pesan yang sasarannya akan  dikemas dalam empat terma;  pertama pesan untuk santri, kedua pesan untuk wali santri, ketiga p esan kepada simpatisan dan yang keempat kepada seluruh cipitas lembaga.

         Sebelum sampai pada titik tekan pesan-pesan, beliau menyampaikan rasa syukur akan berjalannya proses belajar menagajar ditengah masalah dunia yang melanda yaitu covid19 namanya karena bagimanapun umumnya dengan adanya covid memberikan dampak besar terhadap pengajaran seperti halnya harus daring hingga saat ini, harapannya kedepan bisa jauh lebih baik agar kita bisa beraktivitas normal sebagaimana biasa. Disatu sisi beliau menyampaikan rasa maaf yang tulus kepada seluruh cipitas lembaga, wali santri dan lainnya terkait kebijakan pondok yang kadang tidak sejalan dengan wali terkait masalah kunjungan wali untuk menjenguk para mujahid mujahidahnya sehingga tidak jarang ada beberapa komentar yang tertuang  di sosmed (whats up) yang bersikan komplin wali, untuk meyakinkan para wali beliau sedikit memberikan contoh hal serupa yang dilakukan oleh beberapa pondok besar di jawa  yang terkait kebijakan protol kesehatan seperti gontor, tambak beras di jombang, di pasuruan, dan pondok besar lainnya namun itu semua kita yakin tidak lain hanya untuk memberikan kenyamanan bersama dan demi keberlangsungan peroses belajar mengajar dengan baik. Dan adapun pesan-pesan itu adalah; 

  • Pertama, kepada semua santri harus diingat selalu kedelapan pesan pondok; 1) selalu berjaah disetiap shalat. 2) selalu mentikror hafalannya yang sedikit, 3) menntilawah atau membaca qurannya setiap hari, 4) membaca dasar ilmu dari segi bahasa, ilmu social dan ilmu apa saja. 5) pakain harus senantiasa baik dan pantas karena bagaimanapun pakaian adalah salah satu cara melihat karakter anak. 6) anak jarus membantu orang tua sesuai dimana orang tua mempunyai lahan kerja dan profesi. 7) anak senantiasa pandai bergaul dengan kawannya dalam artian dia harus masuk dalam lingkungan kawannya agar dia mulai mengenal mana baik dan buruk. 8) dengan dia mulai mengenal karakter kawannya dia harus niat pelan-pelan mewarnai kawannya dengan nilai-nilai kebaikan atau kata lainnya dakwah, mulai mengajak temannya dalam koridor yang mengarah pada kebaikan. Kedelapan pesan tersebut harus diniati harapannya bisa menjadi bekal untuk kembali dan terus melanjutkan proses belajarnya. 
  • Kedua, sebagaimana bentuk keberlanjutan dalam mendidik, orang tua mempunyai peran besar dalam menetukan arah anak-anak pada saat berlibur, kaitannya dengan bersosmed kita tidak bisa lepas dengan sosial media dia mempunyai dampak buruk di satu sisi juga memberikan manfaat, maka perlu kita melihat dan mengatur anak dalam pemakaiannya, maka dari itu, pondok juga memberikan beberapa catatan agar menjadi petunjuk jalan dalam berkegiatan dirumah,karena bagaimanapun mereka dalam proses pertumbuhan maka perlu diarahkan. Jika tidak dia akan liar seliar liarnya seperti kuda yang baru lepas dari kandangnya. Begitu juga dengan keberagaman profesi wali santri setidaknya bisa membantu, jika menjadi seorang guru maka tugaskan mereka dengan tugas-tugas akademik, jika menjadi seorang pengusaha maka pelan-pelan mulai mengenalkan mereka bagimana cara berwirausaha dengan baik dan sehat, jika menjadi jamaah tabligh (dai) maka mari mengajak mereka dengan khuruj, jika mejadi seorang petani maka latihlah agar bertani yang baik dalam rangka melatih karakter kerja mereka  serta menanamkan jiwa kerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu.  Jika semua itu sudah kita jaga bersana maka anak akan terus mendapatkan asupan yang terus berkelanjutan dan berkembang dari sisi akademik dan karakternya.
  • Ketiga, pesan ini disampaikan kepada simpatisan, tokoh masyarakat dan masyarakat luas umum lainnya perlu diingat selalu bahwa pondok adalah Lembaga pendidikan yang tentunya banyak kekurangannya, namun itu manjadi hal yang sangat umum karena bagaimanapun tidak ada lembaga yag tidak punya kekurangan tentunya itu semua akan terus dievaluasi dalam rangka penguatan dari segala lininya, itulah pondok secara umum yang identik dengan kelebihan dan kekurangannya yang terus menutupi kekurangan, menghidupkan nilai-nilai kegamaan, dan selalu memikirkan jangka panjangnya yang berkeabadian untuk umat.
  • Keempat, berpesan juga kepada cipitas lembaga, majlisul a’wan, dan guru-guru untuk senantiasa terus berusaha untuk meningkatkan lembaga, mengevalusi seluruh kagiatan dan proses belajar mengajar baik secara harian, mingguan, bulanan karena itulah yang mejadikan pondok terus exis dalam setiap kegiatannya yang mengarah kepada proses jangka panjangnya. Ketika pondok terus memikirkan kuliatas jangka panjangya ada lima hal yang yang harus senantiasa diingat; pertama, berfiki kualiatas pendidikan dan pengjarannya dan perangkatnya seprti guru-guru, (SDM) sumber daya manusia, kaderesasi harus terus dimunculkan. Kedua, sarana pondok yang harus terus dipikirkan, harus sesuai dengan jumlah dan kebutuhan. Ketiga, ekonomi lembaga harus terus dipikirkan dan dikembangkan yang bertujuan untuk kesejahtraan guru-guru pondok jangka Panjang. Keempat, kaderisasi harus terus bermunculan, bagiamanapun pondok harus diisi oleh orang yang faham betul dengan tujuan panca jangka pondok, faham dengan perjuangan dan falsafah dan itu semua dimiliki oleh orang yang pernah terjun merasakan suasana pondok dan bukan berarti guru luar tidak mampu tentu semua ada hal yang berbeda dengan  arah dan tujuan masing-masing lembaga, tentu kita juga banyak kekurangan namun itu semua kita yakini sebagai peroses perjuangan panjang untuk perkembangan pondok dimasa yang akan mendatang.

        Itulah beberapa hal yang penting yang harus disampaikan dalam acara haflah tersebut, semoga pesan ini bisa memberikan gambaran akan kesungguhan lembaga untuk terus meningkatkan kualitas baik akademik maupun non akademik serta menambah kepercayaan masyarakat kepada lembaga dan pada akhirnya bisa menjadi pusat pembelajaran yang sangat evektif untuk menghidupkan nilai-nilai keagamaan. Amin allahumma Amin. Wallahu a’lam.   


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...