PESAN PESAN LIBUR (K.H. ABDUL KARIM ABDUL GHOFUR) NURUL BAYAN
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya milik-Nya dan selawat serta salam hanya tercurahkan kedapa putra terbaik, Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapat syafaatnya, amin. Pada kesempatan ini alfakir sedikit engalng kembali pesan -pesan bapak pimpinan di malam Haflah 2021. beliau akan menyampaikan beberapa pesan yang sasarannya akan dikemas dalam empat terma; pertama pesan untuk santri, kedua pesan untuk wali santri, ketiga p esan kepada simpatisan dan yang keempat kepada seluruh cipitas lembaga.
Sebelum sampai pada titik tekan pesan-pesan, beliau menyampaikan rasa syukur akan berjalannya proses belajar menagajar ditengah masalah dunia yang melanda yaitu covid19 namanya karena bagimanapun umumnya dengan adanya covid memberikan dampak besar terhadap pengajaran seperti halnya harus daring hingga saat ini, harapannya kedepan bisa jauh lebih baik agar kita bisa beraktivitas normal sebagaimana biasa. Disatu sisi beliau menyampaikan rasa maaf yang tulus kepada seluruh cipitas lembaga, wali santri dan lainnya terkait kebijakan pondok yang kadang tidak sejalan dengan wali terkait masalah kunjungan wali untuk menjenguk para mujahid mujahidahnya sehingga tidak jarang ada beberapa komentar yang tertuang di sosmed (whats up) yang bersikan komplin wali, untuk meyakinkan para wali beliau sedikit memberikan contoh hal serupa yang dilakukan oleh beberapa pondok besar di jawa yang terkait kebijakan protol kesehatan seperti gontor, tambak beras di jombang, di pasuruan, dan pondok besar lainnya namun itu semua kita yakin tidak lain hanya untuk memberikan kenyamanan bersama dan demi keberlangsungan peroses belajar mengajar dengan baik. Dan adapun pesan-pesan itu adalah;
- Pertama, kepada semua santri harus diingat selalu kedelapan pesan pondok; 1) selalu berjaah disetiap shalat. 2) selalu mentikror hafalannya yang sedikit, 3) menntilawah atau membaca qurannya setiap hari, 4) membaca dasar ilmu dari segi bahasa, ilmu social dan ilmu apa saja. 5) pakain harus senantiasa baik dan pantas karena bagaimanapun pakaian adalah salah satu cara melihat karakter anak. 6) anak jarus membantu orang tua sesuai dimana orang tua mempunyai lahan kerja dan profesi. 7) anak senantiasa pandai bergaul dengan kawannya dalam artian dia harus masuk dalam lingkungan kawannya agar dia mulai mengenal mana baik dan buruk. 8) dengan dia mulai mengenal karakter kawannya dia harus niat pelan-pelan mewarnai kawannya dengan nilai-nilai kebaikan atau kata lainnya dakwah, mulai mengajak temannya dalam koridor yang mengarah pada kebaikan. Kedelapan pesan tersebut harus diniati harapannya bisa menjadi bekal untuk kembali dan terus melanjutkan proses belajarnya.
- Kedua, sebagaimana bentuk keberlanjutan dalam mendidik, orang tua mempunyai peran besar dalam menetukan arah anak-anak pada saat berlibur, kaitannya dengan bersosmed kita tidak bisa lepas dengan sosial media dia mempunyai dampak buruk di satu sisi juga memberikan manfaat, maka perlu kita melihat dan mengatur anak dalam pemakaiannya, maka dari itu, pondok juga memberikan beberapa catatan agar menjadi petunjuk jalan dalam berkegiatan dirumah,karena bagaimanapun mereka dalam proses pertumbuhan maka perlu diarahkan. Jika tidak dia akan liar seliar liarnya seperti kuda yang baru lepas dari kandangnya. Begitu juga dengan keberagaman profesi wali santri setidaknya bisa membantu, jika menjadi seorang guru maka tugaskan mereka dengan tugas-tugas akademik, jika menjadi seorang pengusaha maka pelan-pelan mulai mengenalkan mereka bagimana cara berwirausaha dengan baik dan sehat, jika menjadi jamaah tabligh (dai) maka mari mengajak mereka dengan khuruj, jika mejadi seorang petani maka latihlah agar bertani yang baik dalam rangka melatih karakter kerja mereka serta menanamkan jiwa kerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu. Jika semua itu sudah kita jaga bersana maka anak akan terus mendapatkan asupan yang terus berkelanjutan dan berkembang dari sisi akademik dan karakternya.
- Ketiga, pesan ini disampaikan kepada simpatisan, tokoh masyarakat dan masyarakat luas umum lainnya perlu diingat selalu bahwa pondok adalah Lembaga pendidikan yang tentunya banyak kekurangannya, namun itu manjadi hal yang sangat umum karena bagaimanapun tidak ada lembaga yag tidak punya kekurangan tentunya itu semua akan terus dievaluasi dalam rangka penguatan dari segala lininya, itulah pondok secara umum yang identik dengan kelebihan dan kekurangannya yang terus menutupi kekurangan, menghidupkan nilai-nilai kegamaan, dan selalu memikirkan jangka panjangnya yang berkeabadian untuk umat.
- Keempat, berpesan juga kepada cipitas lembaga, majlisul a’wan, dan guru-guru untuk senantiasa terus berusaha untuk meningkatkan lembaga, mengevalusi seluruh kagiatan dan proses belajar mengajar baik secara harian, mingguan, bulanan karena itulah yang mejadikan pondok terus exis dalam setiap kegiatannya yang mengarah kepada proses jangka panjangnya. Ketika pondok terus memikirkan kuliatas jangka panjangya ada lima hal yang yang harus senantiasa diingat; pertama, berfiki kualiatas pendidikan dan pengjarannya dan perangkatnya seprti guru-guru, (SDM) sumber daya manusia, kaderesasi harus terus dimunculkan. Kedua, sarana pondok yang harus terus dipikirkan, harus sesuai dengan jumlah dan kebutuhan. Ketiga, ekonomi lembaga harus terus dipikirkan dan dikembangkan yang bertujuan untuk kesejahtraan guru-guru pondok jangka Panjang. Keempat, kaderisasi harus terus bermunculan, bagiamanapun pondok harus diisi oleh orang yang faham betul dengan tujuan panca jangka pondok, faham dengan perjuangan dan falsafah dan itu semua dimiliki oleh orang yang pernah terjun merasakan suasana pondok dan bukan berarti guru luar tidak mampu tentu semua ada hal yang berbeda dengan arah dan tujuan masing-masing lembaga, tentu kita juga banyak kekurangan namun itu semua kita yakini sebagai peroses perjuangan panjang untuk perkembangan pondok dimasa yang akan mendatang.
Itulah
beberapa hal yang penting yang harus disampaikan dalam acara haflah tersebut,
semoga pesan ini bisa memberikan gambaran akan kesungguhan lembaga untuk terus meningkatkan
kualitas baik akademik maupun non akademik serta menambah kepercayaan masyarakat
kepada lembaga dan pada akhirnya bisa menjadi pusat pembelajaran yang sangat
evektif untuk menghidupkan nilai-nilai keagamaan. Amin allahumma Amin. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...