Nasehat untuk diri sendiri (self reminder)
Diusia 20-an adalah momen yang paling asyik untuk belajar banyak hal. Di umur 20 an ini keingintahuan kita akan semakin besar. Ini merupakan hal yang positif, dengan memiliki pengetahuan yang luas, kita memiliki bekal lebih untuk bertahan mengarungi kehidupan ini. Selain belajar hal-hal baru, ada baiknya kita juga belajar dari orang yang lebih berpengalaman. Dengan begitu, kita dapat belajar agar menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang mereka lakukan di masa-masa itu. Oleh karenanya, disini kami sedikit melihat beberapa hal penting untuk kita sampaikan terlebih untuk diri sendiri sebelum menginjak usia lanjut supaya kita tidak melewatkan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Dan lebih hati-hati dalam bersikap.
Adapun diantarannya;
1. Jangan Pernah Berhenti Belajar
Dari sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan sederajat lainnya hingga lulus kuliah dan disaat itu rata-rata sudah sampai di usia 20-an, mungkin kita berpikir bahwa ini adalah waktunya santai dan kita dapat menikmati jerih payah selama kita belajar di taman kanak-kanak hingga universitas. Apabila kita berpikir demikian, perlu kita katakan bahwa kita sedang keliru. Justru setelah lulus kuliah adalah awal dari dunia yang sebenarnya, dimana kita perlu memutuskan kemana arah yang ingin kita tuju dan dunia seperti apa yang kita inginkan.
Memilih berhenti belajar sama saja membiarkan diri kita menjadi terbelakang. Sebab, di luar sana orang-orang terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, mereka akan cepat membaca peluang untuk maju. Oleh karena itu, meskipun setelah lulus kita akan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan sendiri, jangan pernah berhenti untuk belajar.
2. Jagalah Kesehatan
Mungkin ini terdengar klise sehingga kita akan mengabaikan ini. Namun perlu kita ketahui bahwa kesehatan sangat berpengaruh terhadap produktivitas harian kita. Sebisa mungkin untuk melakukan olahraga secara rutin. Sebab berdasarkan penelitian, olahraga akan menghasilkan hormon yang akan menjaga suasana hati kita dan lain-lain. Dengan suasana hati yang baik, kita dapat mengontrol semua rencana agar berjalan dengan lancar dan terkendali. Selain berolahraga, perhatikan juga makanan harian dan jaga stamina tubuh. Terlebih dimasa sekarang covid belum bersahabat dengan kita.
3. Travelling
Apabila kita memiliki waktu, cobalah untuk melakukan travelling. Orang-orang tua mungkin akan berpikir bahwa travelling hanya membuang uang dan waktu. Ya memang benar, tapi bukankan ada harga yang harus dibayar apabila kita menginginkan sesuatu? Di sini sedikit akan memberikan gambaran mengenai manfaat travelling.
Dengan travelling kita akan belajar bahwa dunia itu luas. Kita dapat melihat lingkungan lain selain lingkungan yang biasa kita tinggali. Kita akan menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan di sana, nilai moral yang mungkin berbeda, sudut pandang orang-orang sekitar, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Dengan pikiran yang terbuka, Anda tidak akan gampang stress ketika masalah datang dan kita tidak akan stuck di satu hal saja. Dan untuk travelling, tidak perlu memaksakan diri untuk pergi ke luar negeri, Indonesia memiliki banyak sekali tempat yang kaya akan wisata dan budaya. Terlebih penting dari segalanya dekatkan diri lada sang Maha pemberi segalanya, Allah jalla Waala.
4. Jangan Takut Membuat Banyak Kesalahan,
Kebanyakan kita yang berasal dari keluarga konvensional berpikir bahwa usia di atas 25 adalah usia dewasa, yang mana kita harus berhenti bermain-main dan fokus ke satu hal. Hal ini tidak salah, namun apabila kita menginginkan sesuatu yang besar di depan sana, kita harus banyak belajar. Dan dalam belajar tidak mungkin tidak membuat kesalahan. Dengannya juga kita akan lebih tau mana yang baik dan tentunya evaluasi dari segalanya menuju perbaikan dimasa yang akan mendatang.
5. Belajarlah Menabung
Banyak orang berpikir bahwa menabung dilakukan ketika ingin membeli sesuatu di kemudian hari. Memang tidak salah, namun sebaiknya ubahlah mindset kita Di usia 20-an, kita harus belajar untuk menopang kebutuhan kita sendiri. Dan saat kita bergantung pada diri sendiri, kita mungkin akan menemui banyak kebutuhan darurat. Nah, apabila kita tidak ingin situasi-situasi semacam ini menjadi suatu problem besar di masa mendatang, kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Sisihkan untuk kebutuhan. Ingat butuh bukan mau.
6. Jangan Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Di usia 20-an, kita akan melihat orang-orang di sekitar kita melanjutkan sekolah, menikah, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya. Melihat betapa lancarnya kehidupan mereka terkadang akan minder dan membandingkan situasi kita sekarang. Hal itu wajar dan manusiawi.
Namun fakta yang perlu kita ketahui adalah perasaan tersebut tidak akan mengubah apapun. Dan yang kita lihat juga belum tentu sesempurna kenyataannya, mereka diluar juga mempunyai masalah sendiri. Pada dasarnya kita harus lebih bersyukur dengan capaian yang kita miliki pada saatnya baik dan buruknya datangnnya dari kita, maka jika kita skrang menjadi seorang yang masih pada posisi belajar maka belajarlah dengan sungguh, jika seorang guru maka mengajarlah dengan sebaiknya, jika seorang pedagang maka tanamkan jiwa dagang yang berorientasi pada kemaslahatan, dan jika seorang petani maka jadilah petani yang sukses yang tau kapan harus kerja dab istrahat demi tercapai kebahagian dunia akhirat Oleh karena itu, fokuslah pada diri kita dan tujuan kita. Tidak perlu menginginkan kehidupan orang lain untuk menjadi bahagia, melainkan ciptakanlah sendiri kehidupan menyenangkan yang kita inginkan dengan cara dan usaha kita. Selama kita terus berusahan dan istiqomah dan serta selalu berbaik sangka kepada Allah maka itu lah pintu untuk keberhasilan kita. Dan Dia selalu bersama yang kita harapkan jika harapan itu baik, maka baik pula dariNya dan sebaliknya.
Dan akhirnya semoga kita terus semangat dalam mencari jati diri untuk kehidupan jangka panjang dan bermanfaat untuk diri dan orang lain dimasa yang akan datang. Amin allahumma amin.
Merdeka Indonesiaku ke-76
Dua Tiga hari lagi, bangsa ini akan memperingati Proklamasi Kemerdekaannya yang ke-75. Jika diibaratkan seorang manusia, usia bangsa ini sesungguhnya tak muda lagi. Di usia seperti ini seorang manusia seyogyanya membuka kembali beberapa lembaran masa lampau agar tidak mengulangi kesalahan di masa yang akan datang. Di usia seperti ini, seorang manusia yang sudah sangat dewasa tidak perlu lagi diajari tentang kebijaksanaan, cukup diperingatkan karena fitrah manusia sebagai makhluk yang masih bisa lupa.
Satu Hari Satu Hadist
Satu Hari Satu Hadist
KEUTAMAAN MENJENGUK SAUDARA YANG SAKIT
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِح
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).
Senin, 23 Dzulhijjah 1442 H. / 02 Agustus 2021 M.
MATI SYAHID (disaksikan untuknya) ARTINYA MATI HUSNUL-KHATIMAH
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914).
Selasa, 24 Dzulhijjah 1442 H. / 03 Agustus 2021 M.
7 AMALAN PAHALA MENGALIR PASCA KEMATIAN DIRI
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuk orang tuanya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449).
Rabu, 25 Dzulhijjah 1442 H. / 04 Agustus 2021 M.
PAHALA AMALAN YANG MENGALIR PASCA KEMATIAN DIRI
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Diantara pahala amal mukmin yang akan tetap mengalir setelah kematiannya adalah ilmu yang dia sebarkan, anak soleh yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah untuk Ibnu Sabil (orang yang di perjalanan), atau sungai yang dia alirkan, sedekah hartanya yang dia keluarkan ketika masih sehat dan kuat, yang masih dimanfaatkan setelah dia meninggal. (HR. Ibnu Majah 249).
Kamis, 26 Dzulhijjah 1442 H. / 05 Agustus 2021 M.
Satu Hari Satu Hadist
PERBANYAK SHOLAWAT HARI INI
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).
Jum'at, 26 Dzulhijjah 1442 H. / 06 Agustus 2021 M.
KEUTAMAAN MENJENGUK SAUDARA YANG SAKIT
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).
Senin, 23 Dzulhijjah 1442 H. / 02 Agustus 2021 M.
SEMANGAT BANGKIT PASCA CEDERA MCL (Medial Collateral Ligament)
IE inisialnya dan Aan panggilan
akrabnya. Ia adalah salah seorang Mahasiswa aktif diberbagai kegiatan
kampus mulai dari sektor organisasi kampus hingga berbagai CABOR (cabang
olahraga) yang ada dalam kampus pun diikutinya salah satu diantaranya adalah
bermain sepak bola, pada saat itu diawal tahun ajaran, menjadi agenda tahunan kampus
selalu mengadakan berbagai lomba dalam rangka pekan perkenalan dan bertepatan
pada waktu itu peringatan tahun baru hijriah 1441-1442 atau yang lebih familiar
dikalangan Mahasiswa adalah Muharram Cup. Berbagai lomba pun berjalan dengan
semestinya semua peserta lomba dengan bangga menunjukan kemampuan terbaiknya menjadi
perwakilan atas nama Angkatan ataupun PRODI (Program study) masing-masing.
Tepat pada tanggal 13 Zulhijah 1441 H./03 Agustus 2020 M. adalah partai
puncak lomba yang sangat bergengsi mempertemukan antara dua club yang tak
terkalahkan yang pastinya mempunyai nyali terbaik diantara club-club lain yang
ada. Ribuan mata memandang, suara teriakan dari barbagai penjuru turut
memeriahkan pertandingan pada sore itu di lapangan hijau. Pada saat itu ia
berposisi pemain belakang yang tak tergoyahkan oleh peyerang lawan, pada saat
itu yang ada dalam pikiran setiap pemain bermain dengan maksimal dengan
berkeyakinan disetiap ada kesungguhan dalam berbuat segala sesuatu termasuk
dalam bermain akan ada hal terbaik yang menanti didepan kita. Peluit Panjang pun
tertiup dan terdengar indah oleh wasit tanda pertandingan dimulai, saling
serang antar kedua kubu pun terlihat tiada hentinya hingga pertandingan babak
pertama pun usai dengan skor 0-0. Pada saat awal babak kedua dengan stamina
yang baru yang begitu prima terlihat dari masing-masing kubu saling menyerang.
Pada menit-menit akhir dari babak kedua kedukan berubah menjadi 1-0 dan yang
dipimpin timnya IE tadi. Pada saat itu pula tampak ditengah lapangan ada salah
seorang dari pemain yang menang tergeletak entah apa yang menimpanya, penonton
pun terkejut bertanya-tanya apa yang terjadi dilapangan hijau dan ia terpaksa
menepi dari lapangan karena tidak bisa melanjutkan pertandingan kembali. Pada
akhirnya tim merekalah yang memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. Sedih
bercampur banggapun sangat terasa melihat teman-teman yang dengan semangatnya
mengangkat piala kebesaran yang menjadi tujuan kita diawal tadi.
Sekian hari cedera hari aktif
perkuliahanpun mulai berjalan normal dengan kekuatan hati menjalani cedera yang
tidak pernah dialami sebelumnya, yang tak terbayang dan terpikirkan sedikitpun
harus menjali hari-hari panjang dengan berbaring dan duduk tanpa harus berjalan
menelusuri jalan setapak yang indah, bahkan makan pun harus diambilkan karena
tak kuat untuk berjalan dengan kaki sebelah. Setelah beberapa hari barulah kami
memeriksa kedokter terdekat yang kurang lebih 10 km dari pemukiman, dan hasil
diagnosa sementara adalah MCL (Medial Collateral Ligament) dan dokter
menyarankan akan jauh lebih baik jika tiga kali berobat dalam seminggu, namun
dari beberapa petimbangan kami hanya bisa hanya satu kali dalam seminggu maka
wajar dalam penyembuhan terkesan lama dan membutuhkan waktu yang panjang untuk
tahap penyembuhan.
Pada saat yang bersaaman minggu-minggu
itu adalah waktu wisuda yang sangat ia nanti-nantikan sejak bertahun-tahun lamanya,
namun apalah daya seorang hanya bisa merencanakan namun ada yang memberi
kehendak dengan berbesar hati harus memilih untuk tidak mengikuti acara wisuda
yang berlansung diluar daerah. Melihat dari beberapa kegiatan yang tak bisa diikuti,
maka sebagai pelajar yang aktif haruslah berfikir dengan sehat agar bagaimana
waktu yang diberikan untuk istirahat panjang oleh alam, memberikan hal yang
jauh bernilai dari sebelumnya. Hal ini tentunya tak mudah bagi setiap orang mengingat
usia-usia masih segar bugar yang diharapkan bisa menumpahkan segala pikiran
cemerlang yang dimiliki dalam bermain tertunda beberapa bulan. Beruntungnya,
pihak klub sepak bola dan kampus telah menyiapkan psikolog untuk membantu
pemulihan mentalnya dari pasca-cedera parah yang menimpanya MCL (Medial
Collateral Ligament) akibatnya tekanan atau stress pada bagian luar lutut,
desakannya menyebabkan bagia luar lutut tertekuk dan bagian dalam melebar. Itulah hasil diagnosa dokter yang terbaru.
Dengan kebesaran hati menerima segala cobaan, dari minggu keminggu tampak ada
perubahan yang sangat terasa, mulai dari keberanian untuk mencoba berjalan
walau masih dengan alat bantu, tapi semua perkembangan itu patut disyukuri
mengingat dengan bersyukur orang akan diberikan tambahan nikmat yang kita tidak
tau arahnya dari mana.
Pada akhirnya ia mengungkapkan dengan
segala hal keadannya harus istirahat total, rehabilitasi dan bagaimana cedera
itu telah mempengaruhi hidupnya. Ia mengungkapkan bahwa penderitaan itu
bersifat mental dan fisik saja. Pada awalnya ia terus menyalahkan diri sendiri
karena ia harus terbaring dengan kaki tak bisa digerakan dan harus melewati begitu
banyak masa buruk yang kurang lebih tiga bulan lamanya. Ini semua umum dialami
oleh pemain yang cedera punkas beberapa teman diasrama. Sekilas ia pun berpikit
untuk berhenti dan tidak kembali ke dunia olahraga, tapi hal tersebut hanya
terbesit sesaat saja. Adapun total ada tiga kali ke fisioterapi dan sekali ke
dokter tulang untuk memastikan keadaan, meninggalkan dua bekas luka. Aan tidak
dapat berjalan selama dua bulan. Namun, ia tidak putus asa dalam berlatih untuk
pulih dari cederanya walupun terkadang air mata menetes, mentes bukan karena
putus asa namun dengan tekat yang kuat dan memastikan bahwa ia tetap berada
dalam keyakinan yang positif untuk dapat bangkit kembali. Ia mengakui hal
tersebut sebagian besar memang menunjangnya dalam proses penyembuhan. Memiliki
keyakinan, dukungan, dan keinginan besar untuk kembali ke lapangan menjadi
kunci baginya untuk mempercepat proses pemulihannya. Hal-hal tersebut tidak
harus diberikan oleh seorang dokter semata, tetapi peran orang-orang terdekatnya dan
teman tim yang selalu memberikan dukungan yang tiada hentinya. Maka sepatutnya
seorang hamba yang lemah harus senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan semata-mata
atas kehendak-Nya, baik susah maupun senang, segalanya harus disyukuri sebagai
bentuk husnuzon kita kepada Rab Jalla Wa’ala, karena bagimana pun sesuai deng an
ajakan panutan kita Nabi Muhammad SAW agar kita berberusaha selalu dekat
dengan-Nya, berbaik sangka (husnuzhan) dan tidak berburuk sangka (su’uudzhan)
kepada-Nya. Karena Allah SWT “berbuat” sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika
seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, makai Allah pun akan menjauh,
sebaliknya jika kita berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan
mendekat kepada hambanya. Semoga cedera ini bisa menjadi pelajaran untuk semua
orang agar lebih berhati-hati lagi dalam bermain, apapun permainannya tetap utamakan
keselamatan dan mengawalinya dengan pemanasan yang cukup guna menghindari
hal-hal yang tidak dinginkan seperti cedera, patah dan lain sabaginya.
Tidak terasa hari ini tepat tanggal
3 Agustus dimana hari itu penuh dengan derama hingga segala rasa pada saat itu
masih terasa hingga saat ini, setahun lamanya cedera ini alhamdulillah sudah
jauh lebih baik, tanda bahwasanya Rab kita masih memberikan kita nikmatNya yang
sungguh luar biasa, harapan yang tiada hentinya agar bisa beraktifitas jauh
lebih baik dari tahun sebelumnya. Ingat selalu dan yakinlah “dimana ada
musibah pasti akan ada hikmah besar yang tak terduga nantinya”. Amin Wallahu
a’lam
Begitu
lah salah satu kisah mahasiswa yang akhirnya dapat bangkit kembali setelah
mengalami cedera parah yang berkepanjangan. Semoga bermanfaat.
Apakah teman-teman memiliki pengalaman cedera yang sama???????????????????????????????????????????????🤔
Al ummu madrosatul uula
PEREMPUAN MENCARI ILMU || Akbar bin Muhammad bin Aqil
“Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” (Moh. Hatta)
Beberapa waktu yang lalu seorang mahasiswa sebuah kampus swasta kota Malang mendatangi penulis. Dia hendak melakukan wawancara sebagai tugas dari dosennya. Wawancara itu berkaitan tentang Konstruksi Pemikiran Etnis Arab Tentang Pendidikan Perempuan: Studi Kasus Etnis Arab Di Embong Arab Malang.
Beragam pertanyaan pun meluncur. Si mahasiwa menyampaikan pertanyaan seputar bagaimana pandangan komunitas etnis Arab tentang pendidikan anak perempuan? Apa yang anda ketahui tentang pendidikan untuk anak perempuan? Bagaimana pandangan agama (Islam) tentang pendidikan anak perempuan (sesuai pengetahuan anda)? Pentingkah pendidikan untuk anak perempuan? Adakah orang tua mendorong terhadap pendidikan anak perempuan?
Menjawab pertanyaan demi pertanyaan ini, penulis memberikan beberapa jawaban berdasarkan apa yang penulis ketahui dari pandangan para ulama, salah satunya yang pernah disampaikan oleh Habib Segaf Hasan Baharun. Dalam bukunya Fiqih Muslimah (99 Tanya-Jawab Masalah yang sering Dihadapi Kaum Wanita), Ustad Segaf pernah merespon pertanyaan seorang ibu rumah tangga yang ingin hadir majelis taklim namun dilarang oleh suaminya.
Jawaban Habib Segaf, “Perlu diketahui, majelis taklim (tempat mencari ilmu) adalah sebab utama bahkan syarat yang pokok untuk menjadi seorang istri dan wanita shalihah. Seharusnya, suami merasa bangga mempunyai istri seperti ibu yang mau menghadiri majelis taklim akan tetapi tanpa mengurangi hak suami di rumah.”
Lebih lanjut kata Habib Segaf, “Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali wanita yang sudah lepas kendali dan keluar dari jalur syari`at, disebabkan mereka enggan untuk mencari dan menimba ilmu agama di majelis taklim. Mereka buta akan konsep kebahagiaan yang digariskan syari`at demi mendapatkan kebahagiaan di dunia mau pun di akhirat. Kesemuanya tercantum dan terkandung dalam syari`at Islam, yang selalu diajarkan di majelis taklim-majelis taklim. Nabi SAW bersabda:
يُلْهَمُهُ السُّعَدَاءُ وَيُحْرَمُهُ الْأَشْقِيَاءُ
“Ilmu tidak diilhamkan (diberikan) kecuali bagi mereka yang sudah dicatatnya sebagai orang-orang yang bahagia dan tidak akan diharamkan ilmu itu kecuali kepada mereka yang dicatatnya sebagai orang sengsara.” (HR. Ibnu Abdil Baar).
Diskriminasi dalam Mencari Ilmu?
Kita bersyukur kepada Allah SWT sebab saat ini sudah tumbuh kesadaran tentang pentingnya pendidikan tanpa memandang jenis kelamin, baik laki-laki mau pun perempuan.
Berdasarkan keyakinan kita sebagai Muslim, mencari ilmu merupakan kewajiban yang berlaku tanpa pandang bulu. “Mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan,” sabda Nabi SAW suatu kali.
Pada suatu hari, ada seorang wanita datang kepada Nabi dan berkata, “Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah menyita banyak waktumu. Karenanya, tetapkan satu waktu yang engkau tetapkan untuk kami. Di satu waktu itulah kami akan mendatangimu lalu engkau ajarkan kepada kami ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu.”
Mendapat permintaan seperti itu, Nabi menjawab, “Berkumpullah kalian pada hari ini dan ini dan di tempat ini.” Sesuai kesepakatan bersama, para wanita berkumpul untuk mendapatkan ilmu yang diajarkan oleh Nabi SAW. Beliau mendatangi tempat berkumpulnya kaum wanita guna mengajarkan ilmu. (HR. Bukhari-Muslim).
Kalangan wanita dari kaum Anshar tak mau kalah. Mereka sangat antusias mencari ilmu, hingga mereka dipuji oleh Sayidah Aisyah, “Sebaik-baik wanita adalah wanita dari kaum Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami ilmu agama.” (HR. Muslim).
Sejarah mengungkapkan bahwa ulama juga datang dari kalangan wanita, salah satunya istri Nabi bernama Aisyah. Namanya sering kita sebut dalam berbagai riwayat hadits. Aisyah dapat kita sebut sebagai sebaik-baik teladan bagi kaum wanita dalam mencari ilmu. Az-Zuhri pernah mengatakan, “Andai ilmu Aisyah RA itu dikumpulkan lalu dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, niscaya ilmu yang dimiliki Aisyah itu lebih unggul.”
Tidak mungkin kaum muslimah zaman now ini bisa mengetahui seluk-beluk kehidupan rumah tangga kalau, salah satunya, karena jasa Ibunda Aisyah RA. Berbagai riwayat tentang kehidupan rumah tangga, kehidupan dunia wanita, bersumber dari beliau, bukan? Dari mana beliau mendapatkan pengetahuan itu? Tentu dari belajar kepada Rasulullah SAW.
“Jika Rasulullah, misalnya, mengatakan bahwa wanita tidak usah belajar dan yang penting bisa masak dan yang lainnya, tentu Sayyidah Aisyah tidak diperbolehkan oleh Nabi untuk mengambil riwayat dari beliau yang kemudian disampaikan kepada kita sampai sekarang ini,” begitu jawaban penulis ketika ditanya oleh mahasiswa tadi soal bagaimana pandangan agama (Islam) tentang pendidikan anak perempuan?
Oleh karena itu, kiranya tidak bijak jika muncul larangan dan hambatan untuk menghalangi kaum muslimah belajar dan mencari ilmu, sesuai koridor syari’at. Islam justru memotivasi dan datang ke muka bumi untuk mengangkat derajat kaum perempuan. Tentu sangat penting seorang perempuan untuk tetap belajar karena belajar itu kewajiban tiap muslim. Kita sebagai orang tua itu nanti akan dimintai jawaban tentang apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak kita.
Bagaimana bisa seorang perempuan akan menjadi sosok solihah kalau kita sebagai orang tua tidak membekali yang bersangkutan dengan ilmu. Padahal, ketika kelak ia berumah tangga, ia membutuhkan ilmu. Kualitas seorang istri yang berilmu dengan yang tidak tentu sangat berbeda. Bagi seorang muslimah, seharusnya belajar tidak untuk kebaikan dirinya semata. Ilmu yang telah dipelajari oleh seorang muslimah dan seorang ibu akan berguna bagi anak-anaknya kelak dan membawa manfaat untuk generasi penerus umat. Sebagaimana pepatah arab yang asing menyebutkan,
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأَعْرَاقِ
"Seorang ibu tak ubahnya bagai sekolah. Bila kita menyiapkan sekolah itu dengan baik, berarti kita telah menyiapkan suatu bangsa dengan generasi emas.” waallu'alam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...