Nasehat untuk diri sendiri (self reminder)

 Diusia 20-an adalah momen yang paling asyik untuk belajar banyak hal. Di umur 20 an ini  keingintahuan kita akan semakin besar. Ini merupakan hal yang positif, dengan memiliki pengetahuan yang luas, kita memiliki bekal lebih untuk bertahan mengarungi kehidupan ini. Selain belajar hal-hal baru, ada baiknya kita juga belajar dari orang yang lebih berpengalaman. Dengan begitu, kita dapat belajar agar menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang mereka lakukan di masa-masa itu. Oleh karenanya, disini kami sedikit melihat beberapa hal penting untuk kita sampaikan  terlebih untuk diri sendiri sebelum menginjak usia lanjut supaya kita tidak melewatkan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Dan lebih hati-hati dalam bersikap.

Adapun diantarannya;

1. Jangan Pernah Berhenti Belajar

Dari sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan sederajat  lainnya hingga lulus kuliah dan disaat itu rata-rata sudah sampai di usia 20-an, mungkin kita berpikir bahwa ini adalah waktunya santai dan kita dapat menikmati jerih payah selama kita belajar di taman kanak-kanak hingga universitas. Apabila kita berpikir demikian, perlu kita katakan bahwa kita sedang keliru. Justru setelah lulus kuliah adalah awal dari dunia yang sebenarnya, dimana kita perlu memutuskan kemana arah yang ingin kita tuju dan dunia seperti apa yang kita inginkan.

Memilih berhenti belajar sama saja membiarkan diri kita menjadi terbelakang. Sebab, di luar sana orang-orang terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, mereka akan cepat membaca peluang untuk maju. Oleh karena itu, meskipun setelah lulus kita akan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan sendiri, jangan pernah berhenti untuk belajar.

2. Jagalah Kesehatan

Mungkin ini terdengar klise sehingga kita akan mengabaikan ini. Namun perlu kita ketahui bahwa kesehatan sangat berpengaruh terhadap produktivitas harian kita. Sebisa mungkin untuk melakukan olahraga secara rutin. Sebab berdasarkan penelitian, olahraga akan menghasilkan hormon yang akan menjaga suasana hati kita dan lain-lain. Dengan suasana hati yang baik, kita dapat mengontrol semua rencana agar berjalan dengan lancar dan terkendali. Selain berolahraga, perhatikan juga makanan harian dan jaga stamina tubuh. Terlebih dimasa sekarang covid belum bersahabat dengan kita.

3. Travelling

Apabila kita memiliki waktu, cobalah untuk melakukan travelling. Orang-orang tua mungkin akan  berpikir bahwa travelling hanya membuang uang dan waktu. Ya memang benar, tapi bukankan ada harga yang harus dibayar apabila kita menginginkan sesuatu? Di sini sedikit akan memberikan gambaran mengenai manfaat travelling.

Dengan travelling kita akan belajar bahwa dunia itu luas. Kita dapat melihat lingkungan lain selain lingkungan yang biasa kita tinggali. Kita akan menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan di sana, nilai moral yang mungkin berbeda, sudut pandang orang-orang sekitar, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Dengan pikiran yang terbuka, Anda tidak akan gampang stress ketika masalah datang dan kita  tidak akan stuck di satu hal saja. Dan untuk travelling, tidak perlu memaksakan diri untuk pergi ke luar negeri, Indonesia memiliki banyak sekali tempat yang kaya akan wisata dan budaya. Terlebih penting dari segalanya dekatkan diri lada sang Maha pemberi segalanya, Allah jalla Waala.

4. Jangan Takut Membuat Banyak Kesalahan,

Kebanyakan kita yang berasal dari keluarga konvensional berpikir bahwa usia di atas 25 adalah usia dewasa, yang mana kita harus berhenti bermain-main dan fokus ke satu hal. Hal ini tidak salah, namun apabila kita menginginkan sesuatu yang besar di depan sana, kita harus banyak belajar. Dan dalam belajar tidak mungkin tidak membuat kesalahan. Dengannya juga kita akan lebih tau mana yang baik dan tentunya evaluasi dari segalanya menuju perbaikan dimasa yang akan mendatang.

5. Belajarlah Menabung

Banyak orang berpikir bahwa menabung dilakukan ketika ingin membeli sesuatu di kemudian hari. Memang tidak salah, namun sebaiknya ubahlah mindset kita Di usia 20-an, kita harus belajar untuk menopang kebutuhan kita sendiri. Dan saat kita bergantung pada diri sendiri, kita mungkin akan menemui banyak kebutuhan darurat. Nah, apabila kita tidak ingin situasi-situasi semacam ini menjadi suatu problem besar di masa mendatang, kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Sisihkan untuk kebutuhan. Ingat butuh bukan mau.

6. Jangan Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Di usia 20-an, kita akan melihat orang-orang di sekitar kita melanjutkan sekolah, menikah, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya. Melihat betapa lancarnya kehidupan mereka terkadang akan minder dan membandingkan situasi kita sekarang. Hal itu wajar dan manusiawi.

Namun fakta yang perlu kita ketahui adalah perasaan tersebut tidak akan mengubah apapun. Dan yang kita lihat juga belum tentu sesempurna kenyataannya, mereka diluar  juga mempunyai masalah sendiri. Pada dasarnya kita harus lebih bersyukur dengan capaian yang kita miliki pada saatnya baik dan buruknya datangnnya dari kita, maka jika kita skrang menjadi seorang yang masih pada posisi belajar maka belajarlah dengan sungguh, jika seorang guru maka mengajarlah dengan sebaiknya, jika seorang  pedagang maka tanamkan jiwa dagang yang berorientasi pada kemaslahatan, dan jika  seorang petani maka jadilah petani yang sukses yang tau kapan harus kerja dab istrahat demi tercapai kebahagian dunia akhirat Oleh karena itu, fokuslah pada diri kita dan tujuan kita. Tidak perlu menginginkan kehidupan orang lain untuk menjadi bahagia, melainkan ciptakanlah sendiri kehidupan menyenangkan yang kita inginkan dengan cara dan usaha kita. Selama kita terus berusahan dan istiqomah dan serta selalu berbaik sangka kepada Allah maka itu lah pintu untuk keberhasilan kita. Dan Dia selalu bersama yang kita harapkan jika harapan itu baik, maka baik pula dariNya dan sebaliknya.

Dan akhirnya semoga kita terus  semangat dalam mencari jati diri untuk kehidupan jangka panjang dan bermanfaat untuk diri dan orang lain dimasa yang akan datang. Amin allahumma amin. 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Merdeka Indonesiaku ke-76

       
      Dua Tiga hari lagi, bangsa ini akan memperingati Proklamasi Kemerdekaannya yang ke-75. Jika diibaratkan seorang manusia, usia bangsa ini sesungguhnya tak muda lagi. Di usia seperti ini seorang manusia seyogyanya membuka kembali beberapa lembaran masa lampau agar tidak mengulangi kesalahan di masa yang akan datang. Di usia seperti ini, seorang manusia yang sudah sangat dewasa tidak perlu lagi diajari tentang kebijaksanaan, cukup diperingatkan karena fitrah manusia sebagai makhluk yang masih bisa lupa.

         Kemerdekaan adalah hak segala individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara bahkan peradaban manusia. Penjajahan di dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, perikeadilan dan nilai-nilai kemuliaan manusia. 

       Kemerdekaan Indonesia adalah rahmat dan nikmat Allah swt atas perjuangan dan pengorbanan harta, darah dan nyawa para pejuang dan seluruh rakyat Indonesia. Kemerdekaan Indonesia sebagai nikmat dari Allah swt harus disyukuri dengan menyadari secara mendalam bahwa kemerdekaan ini adalah karunia yang sangat mulia dari Allah swt, yang merupakan amanah untuk dimanfaatkan dan digunakan untuk meraih kembali kedaulatan negara, kehormatan, keadilan, kesejahteraan dan kemuliaan sebagai manusia dan hamba Allah. Kemerdekaan merupakan salah satu karunia besar dari Allah subhaanahu wa ta’aala kepada hamba-Nya. Ia merupakan ni’mat utama sesudah ni’mat keimanan. Sebagaimana ni’mat-ni’mat lainnya Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan kita untuk mensyukurinya. Sebab mensyukuri ni’mat akan menghasilkan pelipatgandaan terhadap nikmat-Nya. Sedangkan kufur ni’mat akan menyebabkan ni’mat itu berubah menjadi sumber bencana bahkan azab dari Allah Swt. Tugas utama sebagai rakyat indonesia khususnya umat Islam yang mayoritas di negeri tercinta ini adalah bagaimana menjaga,  mempertahankan dan  memperjuangkan  kemerdekaan, kedaulatan dan kehormatan bangsa untuk berdiri setara bahkan terdepan dengan bangsa-bangsa lain. Begitupula bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin semua potensi yang dimiliki untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan berperadaban. 

         Kemerdekaan membutuhkan kepastian hidup yang mensejahterakan dengan alokasi sumber-sumber sosial dan ekonomi yang adil sehingga membuka tabir dan sekat-sekat sosial ekonomi masyarakat untuk hidup secara harmonis dan saling menghormati. Selain itu bangsa yang merdeka adalah masyarkat yang merasakan adanya kepastian hukum yang tegas dan adil kepada semua pihak, dimana hukum menjadi payung dan panglima  dalam  berbangsa dan bernegara tanpa ada sedikitpun diskriminasi untuk semua rakyat dalam kaca mata hukum apapun latar belakangnya.

          Akhirnya kemerdekaan yang telah diraih dengan pengorbanan pikiran, tenaga,  harta, air mata dan nyawa pejuang-pejuang  bangsa terdahulu kita dapat menjaga, mempertahankan, memperjuangkan, dan  mengisi kemerdekaan dengan memaksimalkan seluruh potensi alam, sumber daya manusia, dan nilai-nilai juang bangsa Indonesia.  Olehnya itu diharapkan semangat, dan kebersamaan sebagai bangsa yang besar untuk bangkit melawan belenggu  ketertinggalan  untuk  mencapai kehidupan bangsa  yang mandiri, adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah swt  yaitu terwujudnya Negara dan bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafuur. Amin 

#Indonesia76

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Satu Hari Satu Hadist

 

Satu Hari Satu Hadist

KEUTAMAAN MENJENGUK SAUDARA YANG SAKIT

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِح

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Senin, 23 Dzulhijjah 1442 H. /  02 Agustus  2021 M. 

MATI SYAHID (disaksikan untuknya) ARTINYA MATI HUSNUL-KHATIMAH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914).

Selasa, 24 Dzulhijjah 1442 H. /  03 Agustus  2021 M. 

7 AMALAN PAHALA MENGALIR  PASCA KEMATIAN DIRI

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuk orang tuanya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449).

Rabu, 25 Dzulhijjah 1442 H. /  04 Agustus  2021 M. 

PAHALA AMALAN YANG MENGALIR PASCA KEMATIAN DIRI

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

Diantara pahala amal mukmin yang akan tetap mengalir setelah kematiannya adalah ilmu yang dia sebarkan, anak soleh yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah untuk Ibnu Sabil (orang yang di perjalanan), atau sungai yang dia alirkan, sedekah hartanya yang dia keluarkan ketika masih sehat dan kuat, yang masih dimanfaatkan setelah dia meninggal. (HR. Ibnu Majah 249).

Kamis, 26 Dzulhijjah 1442 H. /  05 Agustus  2021 M. 

Satu Hari Satu Hadist

PERBANYAK SHOLAWAT HARI INI

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).

Jum'at, 26 Dzulhijjah 1442 H. / 06 Agustus 2021 M.

KEUTAMAAN MENJENGUK SAUDARA YANG SAKIT

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Senin, 23 Dzulhijjah 1442 H. /  02 Agustus  2021 M. 



1 komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

SEMANGAT BANGKIT PASCA CEDERA MCL (Medial Collateral Ligament)

   Football   
Seorang atlit apapun tentu memiliki resiko yang besar untuk mengalami cedera. Terlebih pesepak bola. Cedera fisik yang dialami seorang atlit tentu saja akan mempengaruhi keadaan fisik mereka. efek trauma yang berkelanjutan yang berkelebihan yang ditimbulkan dari cedera itu sendiri dapat membuat penampilan mereka berubah dan mungkin tidak bisa semaksimal sebelum mereka cedera. Waktu istirahat bagi seorang atlit yang cedera pun dapat mempengaruhi performa mereka. Mungkin untuk cedera ringan seperti keseleo akibat salah jatuh masih bisa diatasi dalam hitungan beberapa hari saja. Namun, apabila cedera lutut atau otot yang parah dan diharuskan operasi bahkan, tentu saja dapat memakan waktu yang panjang lebih lama hingga berbulan-bulan lamanya guna mengembalikan keasliannya dalam bermain. (Alhamdulillah tidak oprasi)

         IE inisialnya dan Aan panggilan akrabnya. Ia adalah salah seorang Mahasiswa aktif diberbagai kegiatan kampus mulai dari sektor organisasi kampus hingga berbagai CABOR (cabang olahraga) yang ada dalam kampus pun diikutinya salah satu diantaranya adalah bermain sepak bola, pada saat itu diawal tahun ajaran, menjadi agenda tahunan kampus selalu mengadakan berbagai lomba dalam rangka pekan perkenalan dan bertepatan pada waktu itu peringatan tahun baru hijriah 1441-1442 atau yang lebih familiar dikalangan Mahasiswa adalah Muharram Cup. Berbagai lomba pun berjalan dengan semestinya semua peserta lomba dengan bangga menunjukan kemampuan terbaiknya menjadi perwakilan atas nama Angkatan ataupun PRODI (Program study) masing-masing. Tepat pada tanggal 13 Zulhijah 1441 H./03 Agustus 2020 M. adalah partai puncak lomba yang sangat bergengsi mempertemukan antara dua club yang tak terkalahkan yang pastinya mempunyai nyali terbaik diantara club-club lain yang ada. Ribuan mata memandang, suara teriakan dari barbagai penjuru turut memeriahkan pertandingan pada sore itu di lapangan hijau. Pada saat itu ia berposisi pemain belakang yang tak tergoyahkan oleh peyerang lawan, pada saat itu yang ada dalam pikiran setiap pemain bermain dengan maksimal dengan berkeyakinan disetiap ada kesungguhan dalam berbuat segala sesuatu termasuk dalam bermain akan ada hal terbaik yang menanti didepan kita. Peluit Panjang pun tertiup dan terdengar indah oleh wasit tanda pertandingan dimulai, saling serang antar kedua kubu pun terlihat tiada hentinya hingga pertandingan babak pertama pun usai dengan skor 0-0. Pada saat awal babak kedua dengan stamina yang baru yang begitu prima terlihat dari masing-masing kubu saling menyerang. Pada menit-menit akhir dari babak kedua kedukan berubah menjadi 1-0 dan yang dipimpin timnya IE tadi. Pada saat itu pula tampak ditengah lapangan ada salah seorang dari pemain yang menang tergeletak entah apa yang menimpanya, penonton pun terkejut bertanya-tanya apa yang terjadi dilapangan hijau dan ia terpaksa menepi dari lapangan karena tidak bisa melanjutkan pertandingan kembali. Pada akhirnya tim merekalah yang memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. Sedih bercampur banggapun sangat terasa melihat teman-teman yang dengan semangatnya mengangkat piala kebesaran yang menjadi tujuan kita diawal tadi.   

     Sekian hari cedera hari aktif perkuliahanpun mulai berjalan normal dengan kekuatan hati menjalani cedera yang tidak pernah dialami sebelumnya, yang tak terbayang dan terpikirkan sedikitpun harus menjali hari-hari panjang dengan berbaring dan duduk tanpa harus berjalan menelusuri jalan setapak yang indah, bahkan makan pun harus diambilkan karena tak kuat untuk berjalan dengan kaki sebelah. Setelah beberapa hari barulah kami memeriksa kedokter terdekat yang kurang lebih 10 km dari pemukiman, dan hasil diagnosa sementara adalah MCL (Medial Collateral Ligament) dan dokter menyarankan akan jauh lebih baik jika tiga kali berobat dalam seminggu, namun dari beberapa petimbangan kami hanya bisa hanya satu kali dalam seminggu maka wajar dalam penyembuhan terkesan lama dan membutuhkan waktu yang panjang untuk tahap penyembuhan.

         Pada saat yang bersaaman minggu-minggu itu adalah waktu wisuda yang sangat ia nanti-nantikan sejak bertahun-tahun lamanya, namun apalah daya seorang hanya bisa merencanakan namun ada yang memberi kehendak dengan berbesar hati harus memilih untuk tidak mengikuti acara wisuda yang berlansung diluar daerah. Melihat dari beberapa kegiatan yang tak bisa diikuti, maka sebagai pelajar yang aktif haruslah berfikir dengan sehat agar bagaimana waktu yang diberikan untuk istirahat panjang oleh alam, memberikan hal yang jauh bernilai dari sebelumnya. Hal ini tentunya tak mudah bagi setiap orang mengingat usia-usia masih segar bugar yang diharapkan bisa menumpahkan segala pikiran cemerlang yang dimiliki dalam bermain tertunda beberapa bulan. Beruntungnya, pihak klub sepak bola dan kampus telah menyiapkan psikolog untuk membantu pemulihan mentalnya dari pasca-cedera parah yang menimpanya MCL (Medial Collateral Ligament) akibatnya tekanan atau stress pada bagian luar lutut, desakannya menyebabkan bagia luar lutut tertekuk dan bagian dalam melebar.  Itulah hasil diagnosa dokter yang terbaru. Dengan kebesaran hati menerima segala cobaan, dari minggu keminggu tampak ada perubahan yang sangat terasa, mulai dari keberanian untuk mencoba berjalan walau masih dengan alat bantu, tapi semua perkembangan itu patut disyukuri mengingat dengan bersyukur orang akan diberikan tambahan nikmat yang kita tidak tau arahnya dari mana.

      Pada akhirnya ia mengungkapkan dengan segala hal keadannya harus istirahat total, rehabilitasi dan bagaimana cedera itu telah mempengaruhi hidupnya. Ia mengungkapkan bahwa penderitaan itu bersifat mental dan fisik saja. Pada awalnya ia terus menyalahkan diri sendiri karena ia harus terbaring dengan kaki tak bisa digerakan dan harus melewati begitu banyak masa buruk yang kurang lebih tiga bulan lamanya. Ini semua umum dialami oleh pemain yang cedera punkas beberapa teman diasrama. Sekilas ia pun berpikit untuk berhenti dan tidak kembali ke dunia olahraga, tapi hal tersebut hanya terbesit sesaat saja. Adapun total ada tiga kali ke fisioterapi dan sekali ke dokter tulang untuk memastikan keadaan, meninggalkan dua bekas luka. Aan tidak dapat berjalan selama dua bulan. Namun, ia tidak putus asa dalam berlatih untuk pulih dari cederanya walupun terkadang air mata menetes, mentes bukan karena putus asa namun dengan tekat yang kuat dan memastikan bahwa ia tetap berada dalam keyakinan yang positif untuk dapat bangkit kembali. Ia mengakui hal tersebut sebagian besar memang menunjangnya dalam proses penyembuhan. Memiliki keyakinan, dukungan, dan keinginan besar untuk kembali ke lapangan menjadi kunci baginya untuk mempercepat proses pemulihannya. Hal-hal tersebut tidak harus diberikan oleh seorang dokter  semata, tetapi peran orang-orang terdekatnya dan teman tim yang selalu memberikan dukungan yang tiada hentinya. Maka sepatutnya seorang hamba yang lemah harus senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan semata-mata atas kehendak-Nya, baik susah maupun senang, segalanya harus disyukuri sebagai bentuk husnuzon kita kepada Rab Jalla Wa’ala, karena bagimana pun sesuai deng an ajakan panutan kita Nabi Muhammad SAW agar kita berberusaha selalu dekat dengan-Nya, berbaik sangka (husnuzhan) dan tidak berburuk sangka (su’uudzhan) kepada-Nya. Karena Allah SWT “berbuat” sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, makai Allah pun akan menjauh, sebaliknya jika kita berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan mendekat kepada hambanya. Semoga cedera ini bisa menjadi pelajaran untuk semua orang agar lebih berhati-hati lagi dalam bermain, apapun permainannya tetap utamakan keselamatan dan mengawalinya dengan pemanasan yang cukup guna menghindari hal-hal yang tidak dinginkan seperti cedera, patah dan lain sabaginya.

        Tidak terasa hari ini tepat tanggal 3 Agustus dimana hari itu penuh dengan derama hingga segala rasa pada saat itu masih terasa hingga saat ini, setahun lamanya cedera ini alhamdulillah sudah jauh lebih baik, tanda bahwasanya Rab kita masih memberikan kita nikmatNya yang sungguh luar biasa, harapan yang tiada hentinya agar bisa beraktifitas jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Ingat selalu dan yakinlah “dimana ada musibah pasti akan ada hikmah besar yang tak terduga nantinya”. Amin Wallahu a’lam    

Begitu lah salah satu kisah mahasiswa yang akhirnya dapat bangkit kembali setelah mengalami cedera parah yang berkepanjangan. Semoga bermanfaat.

Apakah teman-teman memiliki pengalaman cedera yang sama???????????????????????????????????????????????🤔

 

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Al ummu madrosatul uula

PEREMPUAN MENCARI ILMU || Akbar bin Muhammad bin Aqil 

“Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” (Moh. Hatta)

Beberapa waktu yang lalu seorang mahasiswa sebuah kampus swasta kota Malang mendatangi penulis. Dia hendak melakukan wawancara sebagai tugas dari dosennya. Wawancara itu berkaitan tentang Konstruksi Pemikiran Etnis Arab Tentang Pendidikan Perempuan: Studi Kasus Etnis Arab Di Embong Arab Malang.

Beragam pertanyaan pun meluncur. Si mahasiwa menyampaikan pertanyaan seputar bagaimana pandangan komunitas etnis Arab tentang pendidikan anak perempuan? Apa yang anda ketahui tentang pendidikan untuk anak perempuan? Bagaimana pandangan agama (Islam) tentang pendidikan anak perempuan (sesuai pengetahuan anda)? Pentingkah pendidikan untuk anak perempuan? Adakah orang tua mendorong terhadap pendidikan anak perempuan?

Menjawab pertanyaan demi pertanyaan ini, penulis memberikan beberapa jawaban berdasarkan apa yang penulis ketahui dari pandangan para ulama, salah satunya yang pernah disampaikan oleh Habib Segaf Hasan Baharun. Dalam bukunya Fiqih Muslimah (99 Tanya-Jawab Masalah yang sering Dihadapi Kaum Wanita), Ustad Segaf pernah merespon pertanyaan seorang ibu rumah tangga yang ingin hadir majelis taklim namun dilarang oleh suaminya.

Jawaban Habib Segaf, “Perlu diketahui, majelis taklim (tempat mencari ilmu) adalah sebab utama bahkan syarat yang pokok untuk menjadi seorang istri dan wanita shalihah. Seharusnya, suami merasa bangga mempunyai istri seperti ibu yang mau menghadiri majelis taklim akan tetapi tanpa mengurangi hak suami di rumah.”

Lebih lanjut kata Habib Segaf, “Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali wanita yang sudah lepas kendali dan keluar dari jalur syari`at, disebabkan mereka enggan untuk mencari dan menimba ilmu agama di majelis taklim. Mereka buta akan konsep kebahagiaan yang digariskan syari`at demi mendapatkan kebahagiaan di dunia mau pun di akhirat. Kesemuanya tercantum dan terkandung dalam syari`at Islam, yang selalu diajarkan di majelis taklim-majelis taklim. Nabi SAW bersabda:

يُلْهَمُهُ السُّعَدَاءُ وَيُحْرَمُهُ الْأَشْقِيَاءُ

“Ilmu tidak diilhamkan (diberikan) kecuali bagi mereka yang sudah dicatatnya sebagai orang-orang yang bahagia dan tidak akan diharamkan ilmu itu kecuali kepada mereka yang dicatatnya sebagai orang sengsara.” (HR. Ibnu Abdil Baar).

Diskriminasi dalam Mencari Ilmu?

Kita bersyukur kepada Allah SWT sebab saat ini sudah tumbuh kesadaran tentang pentingnya pendidikan tanpa memandang jenis kelamin, baik laki-laki mau pun perempuan.

Berdasarkan keyakinan kita sebagai Muslim, mencari ilmu merupakan kewajiban yang berlaku tanpa pandang bulu. “Mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan,” sabda Nabi SAW suatu kali. 

Pada suatu hari, ada seorang wanita datang kepada Nabi dan berkata, “Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah menyita banyak waktumu. Karenanya, tetapkan satu waktu yang engkau tetapkan untuk kami. Di satu waktu itulah kami akan mendatangimu lalu engkau ajarkan kepada kami ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu.”

Mendapat permintaan seperti itu, Nabi menjawab, “Berkumpullah kalian pada hari ini dan ini dan di tempat ini.” Sesuai kesepakatan bersama, para wanita berkumpul untuk mendapatkan ilmu yang diajarkan oleh Nabi SAW. Beliau mendatangi tempat berkumpulnya kaum wanita guna mengajarkan ilmu. (HR. Bukhari-Muslim).

Kalangan wanita dari kaum Anshar tak mau kalah. Mereka sangat antusias mencari ilmu, hingga mereka dipuji oleh Sayidah Aisyah, “Sebaik-baik wanita adalah wanita dari kaum Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami ilmu agama.” (HR. Muslim).

Sejarah mengungkapkan bahwa ulama juga datang dari kalangan wanita, salah satunya istri Nabi bernama Aisyah. Namanya sering kita sebut dalam berbagai riwayat hadits. Aisyah dapat kita sebut sebagai sebaik-baik teladan bagi kaum wanita dalam mencari ilmu. Az-Zuhri pernah mengatakan, “Andai ilmu Aisyah RA itu dikumpulkan lalu dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, niscaya ilmu yang dimiliki Aisyah itu lebih unggul.”

Tidak mungkin kaum muslimah zaman now ini bisa mengetahui seluk-beluk kehidupan rumah tangga kalau, salah satunya, karena jasa Ibunda Aisyah RA. Berbagai riwayat tentang kehidupan rumah tangga, kehidupan dunia wanita, bersumber dari beliau, bukan? Dari mana beliau mendapatkan pengetahuan itu? Tentu dari belajar kepada Rasulullah SAW.

“Jika Rasulullah, misalnya, mengatakan bahwa wanita tidak usah belajar dan yang penting bisa masak dan yang lainnya, tentu Sayyidah Aisyah tidak diperbolehkan oleh Nabi untuk mengambil riwayat dari beliau yang kemudian disampaikan kepada kita sampai sekarang ini,” begitu jawaban penulis ketika ditanya oleh mahasiswa tadi soal bagaimana pandangan agama (Islam) tentang pendidikan anak perempuan?

Oleh karena itu, kiranya tidak bijak jika muncul larangan dan hambatan untuk menghalangi kaum muslimah belajar dan mencari ilmu, sesuai koridor syari’at. Islam justru memotivasi dan datang ke muka bumi untuk mengangkat derajat kaum perempuan. Tentu sangat penting seorang perempuan untuk tetap belajar karena belajar itu kewajiban tiap muslim. Kita sebagai orang tua itu nanti akan dimintai jawaban tentang apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak kita.

Bagaimana bisa seorang perempuan akan menjadi sosok solihah kalau kita sebagai orang tua tidak membekali yang bersangkutan dengan ilmu. Padahal, ketika kelak ia berumah tangga, ia membutuhkan ilmu.  Kualitas seorang istri yang berilmu dengan yang tidak tentu sangat berbeda. Bagi seorang muslimah, seharusnya belajar tidak untuk kebaikan dirinya semata. Ilmu yang telah dipelajari oleh seorang muslimah dan seorang ibu akan berguna bagi anak-anaknya kelak dan membawa manfaat untuk generasi penerus umat. Sebagaimana pepatah arab yang asing menyebutkan, 

الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأَعْرَاقِ

"Seorang ibu tak ubahnya bagai sekolah. Bila kita menyiapkan sekolah itu dengan baik, berarti kita telah menyiapkan suatu bangsa dengan generasi emas.” waallu'alam


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...